SMA Negeri 3 Singaraja dengan produk Tenun memeriahkan Pameran Planogram di Presidensi G20
Satu kesempatan langka dan membanggakan dikantongi SMAN 3 Singaraja di ajang bertaraf Internasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun ini yang dihadiri oleh 40 kepala Negara Se-Dunia. Dengan Label Sekolah Penggerak Angkatan pertama yang memiliki kegiatan pertenunan sebagi salah satu projek yang diikuti siswa setempat, ternyata pertenunan ini mampu menembus persaingan dengan UMKM se-Indonesia untuk memeriahkan dan mengisi pameran planogram G20 di Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua Bali, 27-31 Oktober 2022 bergandengan tangan dengan Pertenunan Artha Dharma.
Pameran Planogram ini dicreate oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenprekraf) yang memberikan kesempatan kepada UMKM se-Indonesia untuk menampilkan produk nya. Namun tak semua UMKM mendapatkan kesempatan itu, hanya UMKM terpilihlah yang boleh mengisi gerai planogram tersebut. Salah satunya adalah SMAN 3 Singaraja yang berkolaborasi dengan Pertenunan Artha Dharma. Untuk bisa ikut bagian dalam pameran itu ada semacam kompetisi ketat yang harus dilalui kata Kepala SMAN 3 Singaraja, Dr. I Putu Eka Wilantara, M.Pd.
SMA Negeri 3 singaraja berkolaborasi dengan pertenunan Arta Dharma diberi kesempatan untuk mengisi pameran planogram di Presidensi G20 sebanyak dua kali yaitu pada bulan Oktober dan Nopember tahun 2022 dengan misi khusus yaitu mengembangkan ketrampilan siswa dan mengasah terkait dengan Profil Pelajar Pancasila.
Pertenunan yang ada di sekolah merupakan salah satu kegiatan projek dari program sekolah penggerak selain kegiatan perikanan, pertanian, lebah, dan sebagainya. Kegiatan Pertenunan ini diadakan dalam rangka melestarikan hasil karya nenek moyang disamping juga untuk memfasilitasi siswa yang notabena berasal dari lingkungan yang mana merupakan tempat atau centra industry tenun.
Empat orang siswa yang patut berbangga menjadi duta sekolah memamerkan hasil pertenunan ke mata Dunia Internasional adalah Putu Puspa Widyanti, Made Lidhea Angelica, Kadek Rika Oktaviani dan Ni Putu Karina Anadiaschani. Keempat siswa ini selain dibekali dengan kemampuan menenun, mereka juga dimantapkan kemampuannya dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris.
Putu Puspa mewakili rekannya menuturkan merasa sangat bangga bisa memamerkan hasil karya dari salah satu kegiatan projek yang ada di sekolah di event sekelas dunia. Bisa menjadi bagian kecil dari event kelas dunia tak pernah ada di bayangannya. Namun ternyata berkat kemahirannya dalam Bahasa Inggris malah mengantarkannya merasakan pengalaman berharga yang tak akan pernah dilupakannya.
Ditambahkannya, Puspa dan kawan kawan sudah sangat excited menantikan pameran kedua di tanggal 13-14 Nopember mendatang. Mereka menarget bisa menjual produk off line lebih banyak dibanding dengan pameran pertama. “Saat pameran kemarin di gerai pameran langsung (offline) kita berhasil menjual syal ke tamu asal San Fransisco, selain itu di online lewat IG Pertenunan Artha Dharma produk kita juga beberapa sudah laku terjual, di pameran kedua nanti kami akan lebih aktif lagi menggaet konsumen. Meskipun nantinya mereka tak berbelanja, tetapi pengalaman kami berinteraksi langsung dengan pengunjung itu sudah luar biasa bagi kami,” pungkas Puspa.